Rabu, 20 Juli 2011

Summer Vacation

Desclaimer : Bleach by Kubo Tite
Rate : OOC
Setting : Soul Society (Beach)
Genre : Humor/Romance
Mood : Snewen????

Langit biru,
Pasir putih,
Burung camar,
Pantai yang menyenangkan untuk liburan musim panas.



“Haah, pantai”
“Rekka chan, kau belum pernah ke pantai ya?” tanya Matsumoto Rangiku yang telah bersiap dengan bikininya. Dan gadis itu menggelengkan keapalnya. “Kalau begitu, ayo, kita berenang”
“Aku tidak bisa” jawab gadis dengan t-shirt dan celana sebatas lutut serta sandal jepit. Rambutnya dijepit dan tertutup topi jerami.
“Sana, ganti baju. Aku akan mengjarimu berenang” tawarnya. Namun gadis itu memandang laut dengan tatapan aneh lalu mengelengkan kepala.

PRIIIIT.........

Sebuah peluit telah dibunyikan, membuat semuanya berkumpul. Kuchiki Byakuya mengenakan shirt yang tidak dikancingkan dan celana pendek. Hisagi Shuuhei, Abarai Renji dan Kurosaki Ichigo bare chest, dan....
“Ta...i...chou” mulut Rekka ternganga melihat taichounya. Ukitake Juushiro bertelanjang dada dan hanya mengenakan celana pendek, memperlihatkan dada bidang dan perut sixpack-nya.
“Nah, kita adakan kompetisi membuat patung pasir” ucap Ukitake, lalu membacakan daftar anggota. “Tim pertama, Kuchiki Byakuya dan Kuchiki Rukia. Tim kedua, Abarai, Kurosaki dan Hisagi. Tim ke tiga, Ise, Matsumoto dan Isane. Tim ke empat, Hinamori, Kurrotsuchi dan Rekka”
“Ah, a...aku tidak ikut......” ucapnya berlari meninggalkan rombongan menuju sisi lain pantai.
“Dia kenapa?” tanya sang taichou yang kebingungan melihat respon fukutaichou-nya.
“Hmmm.... Lihat saja, akan aku tunjukkan seni patung keluraga Kuchiki” ucap Byakuya datar.

^*^

Tuing... Tuing.... Tuing...

Rekka memukul kepalanya setiap teringat akan kondisi taichounya tadi. “Aaarrrrrgh.....” dilepaskannya topi jerami-nya dan mengacak-acak rambutnya sendiri. “Taichou aku tidak mau lihat” teriaknya.
“Tidak mau lihat apa?” tanya sebuah suara. Seketika gadis itu menoleh dan mendapati seorang pria berkacamata duduk disampingnya. Membuatnya ber-sweatdrop sampai membatu.
“Ah, eh,ah, Aizen taichou” ucapnya kemudian. “doumo”
“Kau tidak mengikuti permainan Ukitake?” tanyanya memungut topi jerami Rekka yang terlantar di pasir.
“Ah, ng... Tidak” jawabnya mengambil topi dari tangan pria itu. “Aku tidak bisa membuat patung pasir” ucapnya memandang sekumpulan orang yang berlomba membuat patung pasir.
“Sepertinya mereka menikmatiya”
“Ya” Rekka mulai bisa menenangkan dirinya.” Aizen taichou tidak ikut?” liriknya.
“Oh, aku tidak berminat” ucapnya sambil menggosok lensa kacamatanya.”Aku hanya ingin jalan-jalan” lanjutnya sambil tersenyum. Dan mereka pun berjalan menelusuri pantai. “Ah, baru kali ini kau tidak menghindariku”
“Ah, kerang” Rekka langsung berlari menghampiri kerang yang tergeletak tertimpa sinar matahari. “Bagusnya...” dia pun memunguti kerang-kerang tersebut dan menampungnya dengan ujung kaos, membuat sebagian perutnya terlihat. Dan saat itu Aizen melingkarkan kemejanya ke pinggang gadis itu, mebuatnya kaget dan kerang-kerang pun berjatuhan.
“Tidak baik bagi seorang gadis memperlihatkan tubuhnya pada orang asing” ucapnya setelah membalikkan badan.
“Aizen taichou, sumimasen” ucapnya mengembalikan kemeja itu pada pemiliknya. Pipi gadis itu memerah karena malu dan kepanasan.
“Kerangnya?”
“Tidak usah, tidak apa-apa”
“Benar?”
“Iya” ucapnya sambil tersenyum. Aizen menyipitkan matanya, melihat matahari yang meninggi.
“Semakin panas, mau minum?” tanyanya yang segera dibalas dengan anggukan. Mereka pun duduk di salah satu bangku di tempat teduh dan memesan minuman dingin, iced lemon tea dan es serut.

^*^

Keramaian kompetisi membuat patung pasir: Byakuya membuat boneka konpaku. Rukia membuat patung chappy, Trio berantakan (Ranji, Shuuhei, Ichigo) mengahncurkan pagoda buatan mereka karena ceroboh. Semuanya asik bekerja hingga sebuah monster semangka muncul dari kumpulan semangka yang merekabawa. Sepertinya si semangka kerasukan arwah. Monster itu memiliki tentakel dan menyerang Matsumoto dan Ise yang berada tak jauh darinya. Mereka pun berteriak-teriak minta tolong.
Renji yang tanggap pun segera berlari, berusaha membantu tapi zanpakutou-nya dan yang lain ada di dalam bus.
“Hado 4, Byakurai” Byakuya mngarahkan kidou-nya ke monster itu tapi tidak mempan.
“Hado 31, Shakkakou” Hinamori ikut turun tangan tapi percuma.
“Ambil zanpakutou!” teriak Ukitake yang diikuti beberapa orang lainya.
Sementara itu...
“Wah, di sana ramai sekali” ucap Rekka sambil menyendok es serut ke mulutnya, rasa ceri dengan potongan buah segar. “Patung semangkanya bagus. Bisa bergerak” tambahnya. Aizen pun mengikuti aras pandangan Rekka, sebuah benda aneh bergerak dan dikerumuni beberpa orang yang menembakkan hado.
“Itu bukannya monster semangka?” ucapnya kemudian.
“Eh?” gadis itu mengamati lebih teliti. Dia memang punya gangguan dengan penglihatan. Dan ternyata di tentakelnya ada Rangiku dan Nanao yang meronta-ronta.
“Wah... di serang” ucapnya berlari meninggalkan pria itu dan mewujudkan pedangnya. “Suzaku, tsubasa wo hiroge” seketika sebuah pedang berelemen api dalam genggamannya. “Hi no mae” bilah-bilah pisau api pun beterbangan memotong tentakel si bulat hijau yang ternyata adalah sulur daunnya. Tubuh Rangiku dan Nanao jatuh ke pasir yang lembut. Dan monster itu pun semakin ganas menyerang Rekka yang kembali memasang kuda-kuda untuk mnyerang langsung.
“Amaterasu no ken” kobaran api ditangannya semakin menggila. Saat hendak memutar tangan, menggandakan diri sebanyak tangan dewi Amaterasu yang masing-masing memegang pedang yang berkobar, sebuah sulur menghempaskan tubuhnya jauh ke laut namun segera ditangkap oleh Aizen yang ber-shunpo.
“Aizen taichou”
“Jangan ceroboh” ucapnya menyerahkan tubuh itu pada Ukitake, namun Rekka segera turun, masih belum mau mendekati taichou-nya sebelum mengenakan bajunya kembali.
Akhirnya monster itu hancur oleh hadosu Aizen tepat saat rombongan Renji datang membawa pedang zanpakutou. Mereka pun bersorak riang, mengangkat tubuh Aizen tinggi-tinggi, mengaraknya keliling pulau dan berakhir diikat dalam tumpukan kayu bakar untuk makan malam. Eh, lho....? (= =”)

^*^

Dan perlombaan membuat patung pasir pun kembali berlanjut. Rekka duduk dipasir mengamati pekerjaan mereka yang aneh-aneh.
“Rekka san, apa kau bersenang-senang?”
“Ah, eh, iya” ucapnya grogi saat Ukitake mendekati fukutaichou itu, tapi tatapan gadis itu dipalingkan darinya.
“Benarkah?”
“Iya, benar. Aku senang. Baru kali ini aku ke pantai” ucapnya diantara senyum palsu. Sebenarnya dia ingin memungut kerang tapi insiden tadi membuatnya merinding.
“Selesai” teriak Rangiku yang menyelesaikan sebuah patung monster semangka lengkap dengan tentakel sulurnya. Ukitake pun meninggalkan gadis itu untuk menilai patung-patung yang sudah jadi.
“Hufh...” Rekka lega, taichounya meninggalkannya sendirirna. Sekarang dia ada waktu untuk membaca bukunya yang sedari tadi ada di saku celananya. ‘Icha-icha paradise' yang diberikan kenalannya, seorang shinobi, saat bertugas di real world. Lumayan meski sedikit lecek.
“Apa yang sednag kau baca?”
“Whuaa....” karena kaget buku itu sampai terlempar ke pasir. “A...Aizen taichou” gumamnya mengatur nafas. “Jangan muncul tiba-tiba seperti itu” Rekka menggeser duduknya menjauhi pria itu.
“Hahahaha.... Maaf mengagetkanmu” ucapnya tertawa kecil menanggapi overaction fukutaichou itu. “Kau masih sempat membaca di tempat seperti ini?”
“Ah, hanya kebiasaan saja. Aku tidak suka hanya diam tanpa melakukan apa pun”
“Sepertinya menarik” Aizen melirik buku hijau lusuh yang telah dipungut oleh Rekka.
“E... Iya, sepertinya begitu” jawabnya tidak yakin, berharap percakapan itu segera usai.
“Boleh lihat?”
“Apa?”
“Aku ingin lihat” di ulurkannya tangan pria itu. Dengan keringat dingin yang mulai muncul Rekka mengulurkan tangannra ragu, menyerahkan buku itu pada tangan lain.
“Taichou, kemari....” panggil Hinamori yang melambaikan tangannya dan segera dibalas oleh pria itu.
“Mungkin lain kali” ucapnya berdiri dengan senyuman menghiasi. Pria itu pun meninggalkan Rekka yang tertunduk lemas.
“Hampir saja” disekanya keringat di keningnya. Dan ditatapnya buku itudengan perasaan’ngeri’. Dan memutuskan untuk tidak membawa lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar