Kamis, 21 April 2011

Indulgence

Desclaimer : Bleach by Kubo Tite

Rate : Indonesian.

Type : OOC/AU/M

Genre : Romance/Ichimaru Gin-Matsumoto Rangiku

Indulgence

“Kau akan pergi sekarang?” ucap seorang wanita yang masih terbaring di ranjangnya.

“Aku harus kembali ke kantor” jawab pria berambut keperakan yang mengenakan kembali kemejanya.

“Kau akan kembali kan, Gin” dipeluknya tubuh pria itu dengan segenap perasan yang dimilikinya.

“Rangiku, aku harus pergi” ucapnya kembali. Tidak ada kata lain yang terucap hanya sebuah kecupan dipipinya.

“Gin” Matsumoto Rangiku menyentuh pipinya, ciuman itu terasa dingin. “Kenap kau selalu begitu”

***

“Darimana saja kau?” tanya Aizen Sousuke yang mendapati rekannya terlambat ke kantor.

“Tentu saja menyelidiki kasus, inspektur Aizen” jawab pria itu dengan senyuman khasnya.

“Jangan meremahkanku, Ichimaru Gin” ucapnya sambil memandang kemeja Ichimaru yang kancingnya terlewat satu sebelum berlalu.

Ichimaru mentap kepergian Aizen dengan wajah masam.

***

PRANG....

"Tanganku kenapa?" Ichimaru Gin menatap jari kelingkingnya yang tiba-tiba kaku, membuat gelas dalam gengagamannya jatuh berantakan.

"Ichimaru sama, daijobu?" tanya seorang gadis belia yang duduk disampingnya.

"Daijobu desu" ucapnya sambil tersenyum.

"Aku panggil pelayan untuk membereskannya" ucap gadis itu namun belum sempat dia pergi Ichimaru telah menggenggam tangannya.

"Airi chan" panggilnya. "Pelayannya sudah datang"

"Ichimaru sama, tanganmu benar-benar tidak apa-apa?" digenggamnya tangn pria itu, lembut.

"Tidak perlu khawatir, Airi chan" diangkatnya dagu gadis itu sehingga dia bisa melihat betapa cantik wajahnya, indah matanya dan manis bibirnya. "Tanganku hanya licin, bagaimana kalau....

***

"Ichimaru, kau belok di gang dua blok dari sini dan potong jalan sebelum jembatan" ucap Aizen dari ponselnnya. hari itu ada sebuah truk pengankut uang yang dibajak. Ya, kepolisisn Karakura memang harus bekerja ekstra keras. Mobil box itu diikuti oleh beberap mobil polisi dan akhirnya terkepung sebelum melewati jembatan Karakura menuju luar kota.

"Perampok san, keluarlah" ucap Inspektur Iba dengan megaphone ditangannya. dua orang keluar dari mobil itu dan langsung disergap oleh segenap polisi yang ada. Tapi sayang sekali. mereka tidak hanya berdua melainkan bertiga. seorang yang masih didalam mobil segera tancap gas dan menabrak beberapa mobil polisi yang menghalangi.

"Semuanya, kejar" teriak inspektur Iba dengan megaphonenya.

Dan sekali lagi aksi kejar-kejaran di jalan arteri Karakura kembali terjadi. Dan inspektur Aizen pun beraksi, karena posisinya yang paling dekat dengan target. dia menembak ban belakang mobil beberapa kali hingga akhirnya kehilangan keseimbangan karena pecah ban dan berhenti setelah menerjang trotoar dan menabrak tiang listrik.

"Akhirnya" Ichimaru Gin dan Kaname Tousen turun dari mobil polisi dan beberap orang lainya, inspektur Iba datang belakangan karena mobilnya yang peyok dilindas mobil box yang dibajak. Pelaku pun berhasil dilumpuhkan.

Dan sebuah adegan naas pun kembali terjadi. Karena banyak mobil polisi yang parkir serampangan di jalan padat merayap kota Karakura membuat kendaraan lain berhenti mendadak, tapi sebuah truk terlambat merespon membuatnya menabrak kendaraan di depanya, dan didepannya, dan didepannya lagi dan terjadilah tabrakan berantai dengan ujung rantai Hoda civic hitam yang terlontar ke trotoar dan dihantam sebuah container dari arah berlawanan hingga ringsek. membuat pemiliknya terbengong karena shock.

***

"Inspektur Aizen, benar tidak ikut?" tanya Ichimaru Gin selepas kantor. Namun inspektur itu tidak ada niatan untuk pergi dari sana. "Apa tidak mau pulang? Bagaimana kalau aku antar?" tidak ada jawaban, namun jelas ada awan hitam dan petir di atas kepala inspektur itu.

"Inspektur Aizen, teh" Tousen Kaname meletakkan cangkir teh di meja pria itu. "Ichimaru san"

"Dia masih ngambek"

"Apa perlu aku buatkan kue?"

"Ide bagus, lalu kita adakan pesta dan undang beberapa gadis cantik" ucap Ichimaru Gin, riang. "Dan sake juga" tambahnya.

"Tidak perlu" jawab Aizen dengan nada malas atau marah atau entahlah...

"Kalau begitu kami pergi"

"Sainara" Ichimaru melambaikan tangan pada pria yang duduk membelakangi meja, menatap suasana malam kota Karakura. Meratapi nasib mobilnya yang ringsek.

***

Ping...Pong....

"Dare?" Matsumoto Rangiku membukakan pintu. Tidak biasanya ada yang berkunjung selarut ini, apalagi dia juga baru pulang dari OurLand Club. "Gin?" wanita itu terkejut karena Ichimaru Gin berdiri di depan pintu sambil tersenyum dengan botol shampange ditangannya.

"Tadaima, Rangiku"

"Gin" Matsumoto Rangiku pun langsung mengamburkan pelukannya pada pria itu. "Okaeri"

"Aku merindukanmu" bisiknya.


****

"Ichimaru san, ada apa?"

"Kaname, kau yang menyetir" ucapnya keluar dari mobil dn duduk di kursi penumpang.

"Ada masalah?"

"Tidak. Kurasa tidak" jawabnya memandangi tangan kanannya yang masih kaku.

"Kita kemana?"

"Aku mau pulang saja" ucap Ichimaru Gin, sekenanya. "Bawa saja mobilku"

Tousen Kanme memandangi atasannya bingung. tidak biasanya pria itu terlihat murung.

***

"Oh..aku hanya sedang malas" ucap Icimaru Gin di telepon sambil tiduran. "Tidak apa-apa, tidak perlu kemari". "Apa?" Ichimaru Gin bangkit dari tidurnya dan berlari meunu jendela. Ada seorang gadis yang berdiri di depan apartemennya.

"Misuho chan"

"Konbanwa, Ichimaru san" gadis berambut panjang itu tersenyum manis.

"Kenapa kemari?"

"Karena kau tidak datang saat aku ulang tahun jadi aku yang mendatangimu"

"Ah..." Ichimaru menggaruk kepalanya yang memang gatal. "Omedeto" ucapnya guilty.

"Boleh aku masuk?"

"Ah, ya..ya..." dengan terpaksa dipersilahkannya gadis itu masuk.

"Kamar Ichimaru san sederhana sekali"

Dikamar itu atau ruangan itu, hanya ada sebuah sofa, sebuah meja dan sebuah lemari. tidak ada yang lain selain berkas pekerjaan dan komputer jinjingnya.

"Ya, begitulah"

Asana Misuho, seorang gadis yang ditemuinya di cafe sekiar tiga minggu yag lalu. Di awali oleh kencan singkat yang jadi seperti ini.

"Aku dapat kado apa?"

"Ah?" Ichimaru Gin sweatdrop ditagih hadiah, padahal dia belum gajian.

"Kenapa wajahmua begitu?' Misuho menarik dasi Ichimaru yang belum sempat dilepasnya. "Apa pun itu, bukan masalah bagiku" gadis itu tersenyum, menggoda.

"Sou ka? Naru hodo" Ichiamru meraih mantelnya. "Ayo.." ucapnya mengulurkan tangan pada gadis itu yang langsung disambut dengan pelukan hangat. Ichimaru Gin tidak suka ada wanita di apartemennya jadi dia memabawa Asanao Maho jalan-jalan. Dan benar-benar berjalan karena mobil cicilannya yang belum lunas direlakan untuk dibawa Tousen Kaname.

***

"Rangiku san, aku pulang ya" ucap Inoue Orihime, teman Rangiku, sesama penyanyi di OurLand Club yang sempat mendapat teror.

"Hati-hati"

Matsumoto Rangiku melambaikan tangan saat gadis itu pulang diantar oleh seorang polisi muda yang sempat menjadi guardiannya saat kasus teror terjadi.

Malam telah larut, dia pun ingin segera pulang dan tidur. Saat taxi yang ditumpanginya melewati Karakura Koen sebuah sosok tertangkap matanya. Dia. Pria itu. Ichimaru Gin dan seorang gadis, bergandengan tangan, mesra. Atau begitulah yang dia pikirkan.

"Gin ka?" mata wanita itu tak lepas dari sosok itu hingga taxi berbelok di ujung gang. Sudah satu minggu ini ponsel Ichimaru Gin sulit dihubungi dan itu memang sering terjadi sejak mereka menjalin hubungan. Sejak mereka bertemu kemabali setelah sekian tahun berpisah.

***

Emapat tahun yang lalu.

"Nee... Rangiku, polisis itu keren ya" ucapnya suatu siang sepualang sekolah dipinggir sungai, dimana mereka mengahbiskan waktu bersama.

"Kenapa?"

"Bisa melindungi orang lain"

"Ya, mungkin saja" ucap gadis itu sambil mencabuti rumput tak berdosa. "Setelah lulus. kau mau kemana?"

"Mungkin aku akan masuk akademi" ucap Ichimaru muda menatap langit biry musim semi, diamna kelopak sakura berguguran di atas kepalanya.

"Kau berniat sekali"

"Soalnya, ada orang yang ingin aku lindungi" ucapnya memandang gadis itu dengan senyuman khasnya membuat gadis itu tertegun.

"Sepertinya aku akan pindah, soalnya ayah harus melunasi hutangnya. sedangkan harta yang kami punya hanya rumah itu" Rangiku menatap riak air yang bergelombang seperti perasaannya.

"Rangiku" direngkuhnya gadis itu dalam dekapannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar