Selasa, 25 Oktober 2011

At Night : His Blossom





Desclaimer    : Bleach by Kubo Tite
Rate              : Indonesian.
Setting : Sereitei (Soul Society)
Type              : OOC/AU/M
Genre            :
Mood : between happy and confuse


“Ada apa Hinamori kun?” tanya Aizen Sousuke yang masih menulis jurnal dimejanya. Menyadari sang wakil yang berdiri di depan pintu kamarnya.

“Ah, maaf mengganggu malam-malam begini”
“Ada apa? Apa ada yang merisaukanmu?” dipakaikannya haori pada bahu gadis mungil itu.
“Aku tidak bisa tidur. Apa boleh aku...”
“Apa biasanya aku sedingin itu? Masuklah. Kau boleh disini sampai perasaanmu tenang”
“Terimakasih Aizen taichou” Hinamori Momo duduk diantara bantal diatas futon Aizen. Disentuhnya futon itu, terasa hangat.

Kehangatan Aizen taichou, ucapnya dalam hati.

Sedangkan Aizen sendiri masih menulis jurnal. Begitu jurnal itu selesai yang ditemuinya adalah Hinamori yang telah terlelap. Sebuah senyum terlukis dibibirnya. Dirapatkannya selimut yang menutupi tubuh gadis itu. Sedangan dirinya mengenakan hakama dan haori kapten miliknya, lalu pergi.

****
Rekka menyesap tehnya di koridor, di depan kamarnya. Seorang diri menatap langit malam Sereitei. Sesekali diamatinya botol bunga ume.

“Layang-layang salib utara, bintang biduk, scorpion” gumamnya mengikuti bentuk rasi bintang.

“Konbanwa” suara yang lembut dan dalam itu kembali singgah ditelinganya.
“Konbanwa” balasnya dengan wajah terkejut.

Ekspresi wajah yang selalu disukai oleh pria itu. Mata besar yang membulat. Alis yang terangkat. Bibir tipis yang sedikit terbuka, dan kepala yang dimiringkan sedikit.

“Kau belum tidur?”

Gadis itu menggelengkan kepala. Membuat rambut sebahunya bergerak kesana kemari. Dia mengenakan yukata tidur. Tapi masih menikmati teh dimalam yang larut itu.

“Lalu kau sendiri?”
“Aku belum bisa tidur” pria itu duduk disampingnya. Mengamati gadis yang sejak tadi menggosok tangannya. “Samuika?” dipeluknya tubuh gadis itu, membuatnya kembali terkejut.

“Amari” dibelainya pipi pria itu lembut, dan segera di genggamnya jemari itu dan diciuminya.
“Naru hodo”
“Aizen taichou. Naze anata wa koko ni iru? Bagaimana kalau ada yang melihatmu?”

“Kau, khawatir padaku ya?” ditatapnya mata gadis itu penuh tanya. “Memangnya kenapa kalau ada yang melihat, hmmm...” Aizen menggosok bibir gadis itu dengan ibu jarinya, dengan lembut. Bibir yang selembut kelopak bunga. “Tapi aku senang kau mengkhawatirkanku” bisiknya. Hembusan nafasnya terasa hangat ditelinga.

“Aizen” gumamnya saat bibir pria itu menyentuh lehernya. Bibir yang hangat dan basah. “Yamite” didorongnya dada pria itu.

“Kenapa?”ditatapnya gadis yang balas menatapnya itu. “Apa kau takut pada Ukitake?”
“Itu...” dia terdiam sejenak dan menghela nafas. “Ie. Sumimasen. Aku lelah, ingin istirahat”
“Kau menolakku?”
“Apa semua gadis yang kau datangi selalu menerimamu?” tanyanya disertai tatapan menusuk.
“Kau berpikir aku seperti itu?” sebuah senyum ganjil terlukis dibibirnya. “Memang tidak ada yang menolak permintaanku. Sejauh ini, hanya kau”

“Pergilah, sebelum ada pasukan patroli yang datang”

“Aku bukan pencuri, untuk apa lari?” kembali dibelainya pipi dingin gadis itu. “Aku pergi dulu” ucapnya dan segera menghilang di ujung lorong. “Jangan khawatirkan aku”
Rekka membelai pipinya yang panas. Hangat sentuhan itu masih terasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar