Selasa, 25 Oktober 2011

At Morning : Her Miscarry

Desclaimer    : Bleach by Kubo Tite
Rate              : Indonesian.
Setting : Sereitei (Soul Society)
Type              : OOC/AU/M
Genre            :
Mood : blank/error


Tik tok tik tok tik tok
Tik tok tik tok tik tok
Tik tok tik tok tik tok

“Nanni?”
Suasana ruang pertemuan para wakil kapten seketika menjadi muram pagi itu. Kontras dengan matahari yang memberikan sinar terangnya.
“Ano, Kuchiki taichou...”
“Abarai ada tugas lain, jadi aku yang menggantikannya mengikuti rapat harian”
“Yatta, Byakunni....” sorak Kusajishi Yachiu bahagia. Satu-satunya yang bahagia atas kemunculan Kuchiki Byakuya, kapten divisi 6 itu. Sedangkan yang lain memandangnya maklum bercampur bingung.

“Tolong sampaikan agenda hari ini pada masing-masing anggota batalion” ucapa Ise Nanao sambil membagikan lembaran kertas.


****

Di kantor divisi 13, Rekka duduk-duduk sambil membaca novel dan minum teh juga ditemani sepiring kue beras.
“Rekka san, kau tidak berlatih lagi?” tanya Kotsubaki Sentaro.
“Tidak ada lawan” jawabnya melahap sepotong mochi.
“Bagaimana kalau denganku?”
“Aku sibuk”
“Apa?” jeritnya yang serasa digigit semut. “Kau kan tidak melakukan apa-apa sejak pagi tadi”
“Aku masih membaca novel. Bagian ini sedang seru-serunya”
“Mana, aku pinjam” direbutnya novel itu. Setelah membaca beberapa baris, kini Kotsubaki Sentaro yang kerasukan.
“Kotsubaki san, kembalikan novelku” pintanya.
“Wah, ini seru sekali” komentarnya. “Samurai ini gigih sekali, padahal sudah di ujung tanduk tapi masih bertarung” celotehnya.
“Kotsubaki san”
“Aku pinjam dulu” ucapnya yang segera berlari keluar meninggalkan kantor.

“Kesenanganku di rebut” gumamnya diantara derai air mata.
Rekka pun sibuk mengubek-ubek lacinya. Mencari sesuatu untuk dikerjakan atau sesuatu yang bisa membuatnya tetap sibuk. Kalau mengangur dia bisa kembali ingat kejadian beberapa hari yang lalu. Hal yang sering merusak konsentrasinya. Dan selembar kertas terjatuh. Berisis agenda yang harusnya disampaikan pagi ini bagi para anggota batalion. Tidak heran kenapa pagi itu terasa sepi di divisi 13. Taichounya masih terbaring lemas dan tidak sanggup bangun.

“Bagaimana ini?” diattapnya kertas itu panik. Padahal jam menunjuk angka sepuluh. Sudah hampir tengah hari.

****

“Juushiro sama, sumimasen”
“Daijobu”
“Aku lupa mengumumkannya kemarin dan memasukkannya ke laci”
“Tidak apa-apa. Ini agenda untuk lusa kan. Aku akan mengumumkannya melalui petugas penyiaran”
“Benarkah?”
“Ya” diambilnya haori kapten yang terlipa trapi disampingnya dan segera mengenakannya.
“Taichou, mau kemana?”
“Kau mau ikut?”

*****

“E-hem. Pengumuman-pengumuman....” teriaknya di microphone. “Agenda dua hari lagi adalah lomba kebersihan. Jadi tolong kerjasamanya ya”
“Kya... suara Ukitake taichou...” jerit beberapa shinigami wanita di kantin.
“Seksi sekali”
“Ukitake taichou...”
“Yasashi to kirei....”

Mereka berhisteris ria karenanya. Saura lembut dan ramah Ukitake Juushiro membuatnya populer diakalangan wanita.

“Ne... Taichou populer” komentar Rekka saat melewati kantin. Hampir semua memandangi sang kapten yang pasang wajah secerah bunga matahari.
“Populer itu enak juga ya”

Tapi beberapa mata menatap sadis gadis yang berjalan bersamanya.

“Lebih banyak tidak enaknya sepertinya, apalagi untuk orang lain”
“Nikmati saja”
“Ha-ah”dihelanya nafas dalam.

*****

“Kotsubaki, kembalikan” diikutinya shinigami yang menduduki kursi ketiga di divis 13 setelah jalan-jalan panjang dengan taichou-nya.
“Tanggung”
“Yang tanggung kan aku” ucapnya kesal. “Kembalikan pacarku”
“Tidak mau”

“Kembalikan” diburunya Kotsubaki Sentaro sambil berlarian di koridor. “Ayo kembalikan” terus diburunya hingga di tikungan.

GUBRAK GRUSAK GRUSAK

“Ittai” erangnya memegangi kepala yang terbentur lantai kayu.
“Daijobu?”
“Kya... Taichou”

Rekka panik melihat sang taichou yang terbaring dilantai dengan tubuh tertindih dirinya dan darah yang mengalir di sudut bibirnya.
“Sumimasen”

“Daijobu”
“Aku... Aku berat ya” ucapnya menundukkan kepala.
“Ya” jawaban itu membuat sang fukutaichou membeku. “Tidak seberat wabisuke kok”
“Hehe” tawanya garing. Bagaimana bisa dibandingkan dengan zanpakutou milik Kira Izuru, Wabisuke. Kempuannya memang menkalikan berat benda yang disentuh.

****

Rekka duduk di atap sebuah bangunan. Menghindari makan siangnya. Memang rasanya dia tambah gemuk saja. Tidak melakukan apa pun sepanjang waktu. Dia berbaring menatap langit biru diatasnya. Menatapnya penuh tanya. Lalu berguling menatap taman dibawahnya.

Disana, dilantai dua bangunan di depannya. Aizen Sousuke dan Ichimaru Gin sedang bercakap-cakap. Sepertinya sesuatu yang penting atau gawat. Wajah Aizen berubah mendung saat Ichimaru meninggalkannya dengan senyum khas yang meyebalkan.

“Naze?”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar