Kamis, 30 Agustus 2012

Crazy Love

Desclaimer    : Bleach by Kubo Tite
Rate              : Indonesian.
Type              : OOC/AU
Genre            : Romance/Gaje/Mystypo/Stress
Pairing        :Aizen Sousuke-Aihana Rekka

Crazy Love

“Apa ini?” tanyanya yang menyodorkan sebuah kemeja dengan bekas lipstik di dada.
“Apa?” jawabnya santai pada wanita yang sudah mencak-mencak tidak karuan itu. “Oh, itu .Di cuci juga hilang” kembali di hirupnya teh melati yang telah di sipakan sang istri.
“Milik siapa ini? Apa yang kau lakukan di luar sana?” dilemparkannya kemeja itu di lantai.
“Hei hei” dikejarnya istri yang masuk ke kamarnya.
“Dasar, Ai san bodoh bodoh bodoh...” runtuknya sambil mengemasi barang.
“Ka chan, mau kemana? Ini sudah malam”
“Aku mau pergi” ucapnya menghambur keluar bersama koper di tangan.
“Ka chan, kalau kau di culik orang bagaimana?” kata-kata tidak masuk akal mulai keluar dari bibirnya.
“Biar saja”
“Lalu, aku bagaimana? Siapa yang memasak untukku? Siapa yang mengurus pakaianku? Ka chan Ka chan” teriaknya saat wanita itu menstarter MPV nya.
“Sial” gerutunya saat mobil itu menjauh.

*******

“Tidak mau. Aku mau naik bis saja” ucap seorang gadis SMP yang rambutnya di cepol.
“Momo chan, kita kan searah. Kau bisa paman antar”
“Kau bukan pamanku” ucapnya yang segera berlari ke pintu depan. Meninggalkan om-om madesu di ruang makan.
“Kakak, maaf ya. Dia memang anak yang keras kepala” ucap wanita yang menyiapkan sarapan untuk keluarga kecilnya.
“Dia itu terlalu mirip denganmu ya” ucap pria berambut perak yang sedang membaca koran pagi.
“Bukannya mirip denganmu?” dijulurkan lidahnya pada pria itu.
“Kau itu, membuatku gemas saja, Rangiku chan” reflek menarik pinggang sang istri tanpa mempedulikan tamu kesepian di mejanya.
“Ehem...” mereka pun segera memisahkan diri. “Aku pergi dulu” ucapnya menyambar jas di kursi. Risih dengan pemandangan yang membuatnya iri. Tidak ada yang bisa dia peluk-peluk. Bahkan, Momo, keponakannya tidak mau mengakui eksistensinya.

*****

Aizen tengah mengetik sesuatu di lap top nya. Saat itu malam telah larut. Istri dan anak di rumah itu telah lama tertidur. Namun sketsa game terbarunya belum sempurna. Seperti yang sudah-sudah di kunjunginya sebuah situs dewasa.
“Ara, Aizen sachou mengintip gadis-gadis ya” cibirnya saat mendapati sang kakak yang menatap gambar gadis-gadis seksi. “Wajar saja jika istrimu kabur dari rumah ya?”
“Gin, kau bisa diam tidak?” tanyanya kesal. “Aku sedang mencari inspirasi”
“Iya iya. Eh, yang pakai baju merah manis juga ya” komentarnya yang ikut nimbrung.
“Yang ini?”
Akhirnya mereka pun menghabiskan sisa malam dengan ‘mencari inspirasi’. Baka.

*****

“Apa? Aku tidak kabur. Aku hanya pulang kampung” jawab suara wanita di seberang panggilan.”Bukannya dia yang kabur, sampai menginap di rumahmu segala”
“Rekka nee chan kenapa kau tidak cepat pulang”
“Tidak mau. Aku mau liburan di sini”
“Kasihan kakak yang bermuka madesu tanpamu”
“Tidak perlu membelanya. Paling sekarang dia sedang membuka situs hentai di laptopnya”
“Apa kakak ipar seperti itu?” pikirnya setelah sambungan terputus. Karena penasaran Rangiku pun mengintip kamar tamu yang sedikit terbuka.pria itu sedang sibuk mengetik sesuatu di laptopnya. Tampaknya serius. Dia mengawasi beberapa menit karena kelihatan sibuk dia pun beranjak meninggalkan kamar itu. Tapi. Tiba-tiba Aizen berdering. Saat meraih ponsel yang ada di ranjang di sampingnya terlihatlah apa yang sedang dia kerjakan. Beberapa, bukan, banyak gambar animasi gadis- gadis dengan pose mengundang.
“Ternyata” ucapnya lemas. Istri kakak iparnya itu memang wanita yang benar-benar hebat, bisa tahan dengan pria mesum seperti itu. Makanya sang suami juga tidak jauh beda. Semburat merah menghiasi pipi putihnya.

****

“Momo”sapanya pada sang keponakan yang keluar dari gerbang sekolah.
“Apa yang kau lakukan disini?” tanyanya judes. Sejudes sang istri. Membuatnya rindu setengah mati.
“Karena searah, kita bisa pulang bareng”
“Tidak mau, aku mau pulang bareng Toushiro” di tariknya lengan seorang bocah berambut putih jabrik yang menggandeng sepeda lipat pujaan hatinya. Membuat laki-laki itu terkejut. “Iya kan, Shiro chan?” tanyanya dengah senyum manis mematikan.
“Aku ada latihan klub, maaf” ucapnya datar. Membuat gadis itu mati gaya dihadapan para murid. Dan segera masuk ke mobil SUV yang tidak cocok dengan pemiliknya itu.
“Jangan kira aku mau memanggilmu paman” ucapnya ketus.
“Terserah padamu saja”

****

Selama tinggal di rumah Ichimaru Gin, hanya tampang buthek Aizen yang terlihat. Tidak ada senyum. Tidak ada tawa, kecuali saat dia serius menekuni situs ‘iya iya’ di laptopnya. Mukanya terlihat tertekan setelah melakukan panggilan.
“Dia tidak mau pulang ya?” ucap Gin yang meneguk sake setelah mandi air hangat.
“Benar-benar keras kepala” gerutunya.
“Ne..Kenapa tidak menjemputnya?”
“Percuma saja” ucapnya berselonjor pada lantai kayu beranda rumah itu. “Aku bisa di bunuh di tempat”
“Hihihihi.....” tawanya cekikikan mendengar penuturan sang kakak. Walau di bilang kakak, sebenarnya tidak ada ikatan darah diantara mereka. Hanya saja, Aizen adalah orang yang memungutnya saat kabur dari rumah. Memberinya tempat tinggal dan pekerjaan.
“Kenapa kau tertawa? Memangnya ada yang lucu?”
“Ie, hanya kalau melihatmu begini jadi manis ya?”
“Kurang ajar kau” dijitaknya kepala Gin.
“Melihatmu menghawatirkan seseorang. Terlihat berbeda dengan Aizen Sousuke yang ku kenal dulu”
“Ah, aku juga tidak tahu”
“Jangan biarkan dia menunggumu terlalu lama ya. Nanti hatinya berpaling darimu”
“Cih, aku diceramahi”

********

Bunga-bunga mulai bermekaran di awal musim panas yang indah. Matahari bersinar hangat sepanjang siang. Hari yang menyenagkan. Disiraminya bunga natsume yang mekar di halaman belakang. Bunga-bunga yang cantik berjajar rapi. Natsume, Kikyou, Sumire, Yuri, Himawari, semuanya mempesona mata. Tapi tidak mengurangi kerisauannya.
Apa yang dia lakukan sekarang? Apa dia sudah makan? Atau tidak pulang. Dan berkencan dengan wanita yang lipstiknya menempel di kemeja
“Baka Aizen” teriaknya membuat burung-burung terbang berlarian meninggalkan taman, termasuk semut yang berbondong-bondong mengungsi.
“Benar. Tidak ada yang lebih bodoh daripada Aizen Sousuke ini” ucap sebuah suara dalam yang selalu membuat dadanya bergemuruh. Segera dia berbalik dan menemukan sosok pria yang membuatnya kesal setengah hidup.
“Apa yang kau lakukan di sini?”
“Ayo pulang” ucapnya menggandeng tangan wanita itu.
“Pulang kemana? Ini kan rumahku”
“Sudah tidak lagi. Chichi Ue dan Haha Ue kan sudah mengusirmu sejak sepuluh tahun lalu. Jadi, rumahku adalah satu-satunya tempatmu pulang” di tatapnya wanita yang masih pasang tampang jutek itu.
“Lalu wanita itu akan kau belikan rumah yang lain?”
Mendengar pertanyaan itu tawa Aizen meledak sejadi-jadinya. “Hahahah...tentu saja. Dimana pun dia inginkan aku akan memberikannya rumah” ucapnya dengan sebuah tatapan jahil. Membuat wanita itu semakin dongkol dan bermaksud mengusirnya keluar.
“Kau lupa ya? Kemeja itu ternoda oleh lipstikmu sendiri” ucapnya yang membelai bibir wanita itu. Warna peach yang sama dengan bekas lipstik di kemeja. Untuk beberapa saat wanita itu tertegun. Menyusun kembali memori satu minggu yang lalu. Sesaat kemudian wajahnya memerah.
“Daijoubu” ucapnya menarik tubuh wanita itu dalam dekapannya. “Ii dayou”
“Gomen, Ai san” ucapnya lirih dan memeluk pria itu erat. Menghirup harum tubuhnya. Merasakan hangat dekapannya. Sentuhan kulitnya. Dalam suaranya. Semua yang membuatnya rindu pada pria itu.
“Aitai yo” dibelainya rambut gelap yang tumbuh melewati bahunya.

****

Di ruang yang menghadap ke taman dengan sebuah kursi panjang dan sebuah meja yang mereka sebut sebagai ruang keluarga. Aizen sibuk membuat rancangan game terbarunya. Sebuah game petualangan yang dia klaim lebih seru dari Ragnarok dan Lebih heboh dari Final Fantasi. Di liriknya sang istri yang sedang membaca novel misteri di sofa di sampingnya.
“Rekka, tidak perlu menungguku. Kalau kau ngantuk tidur saja dulu”
“Ie, novelnya seru. Aku masih penasaran” ucapnya tanpa berpaling dari novel. Berubah autis kalau bersama bersama benda itu. Seolah Aizen hanya pemanis ruangan.
“Baiklah” kembali dibuatnya desain area. Tanpa sadar jarum jam melewati angka satu. Wanita itu telah terlelap di tempatnya.
“Ne...kenapa kau tidak tidur dulu Ka chan” tanyanya yang membelai pipi wanita itu lembut. “Kau ini benar-benar” ucapnya yang mendaratkan ciuman di pipi.
“Hmmm... Ai san?” gumamnya.
“Membuatku menyerah padamu” di gendongnya wanita itu ke kamar.
“Sudah selesai?” gumanya dengan mata terpejam, menyandarkan kepalanya di dada bidang pria yang paling dicintainya. Atau merasa begitu.
“Sepertinya belum” ucapnya diantara senyum nakal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar