Selasa, 21 Juni 2011

Yakusoku (Promise)


Desclaimer : Bleach by Kubo Tite

Rate : Indonesian.

Type : OOC/AU/Teenager

Genre : Romance/

Kuchiki Byakuya-Kuchiki Hisana and Kurosaki Ichigo-Kuchiki Rukia


Yakusoku (Promise)


Niisama, aku berangkat” ucap seorang gadis berambut pendek yang menyambar roti dan segera berlari keluar rumah.

Oi, Rukia, lambat sekali” omel seorang pemuda berambut orange yang telah menunggu di depan rumah besar itu.

Enak saja, dasar jeruk jelek”

Meskipum sering bertengkar tidak jelas, tapi ada ikan tak terlihat diantara keduanya, Kuchiki Rukia dan Kurosaki Ichigo.


****

Hisana, apa kau melihatnya?” Kuchiki Byakuya memandangi foto disamping ranjangnya. Foto seorang wanita yang mengenakan sebuah kimono bermotif bunga sakura. Wanita itu sangat mirip dengan Kuchiki Rukia. “Dia mirip sekali denganmu. Kenapa kau pergi begitu cepat” di hapusnya genangan air di sudut matanya. “Tidak terasa lima tahun telah berlalu”


****

Ohayou” sapanya pada semua orang di ruangan itu.

Hajimemashite. Watashiwa Hikaru Hisana. Yoroshiku onegaishimasu” ucapnya kemudian. Seorang gadis manis yang sederhana. Rambutnya hitam legam dipotong sebahu, mata violetnya bulat dan cantik. Meskipun tubuhnya tergolong mungil.

Itulah kesan pertama yang dtangkap oleh Kuchiki Byakuya, pengacara magang di kantor hukum Karakura’s Law. Ini adalah hari pertama gadis itu sebagai seorang karyawan front office. Dia sosok pekerja keras dan bertanggung jawab atas pekerjaannya.

****

Ano, hari yang cerah ya” ucap Byakuya di suatu pagi di musim panas bulan Agustus yang menyiksa.

Ah, ya” gadis di sampingnya mengiyakan begitu saja, padahal sejak tadi dia menghapus keringat dengan saputangannya.

Hikaru san” panggilnya pada gadisw itu.

Nani, Kuchiki san?” ditatapnya pria tegap yang berdiri dihadapannya. Dia ingin mengatakan sesuatu tapi tertahan di bibirnya.

Nandemonai” ucapnya kemudian mendahului gadis yang terpaksa menatapnya bingung.

****

Sumimasen Kuchiki san” sapanya pada pria yang sedang membaca file pembelaan pelaku tindak kekerasan dengan alasan pelecehan seksual. “Ini, ada surat” diletakkannya beberapa surat di meja pria berusia dua puluh satu tahun itu. Tampaknya surat itu dari keluarga, karena tertera nama Kuchiki di alamat pengirimnya.

Arigatou” ucapnya.

Hikaru Hisana telah bekerja dikator itu selama dua bulan dan Kuchiki Byakuya selalu memperhatikannya. Pernah suatu ketika saat pulang dari persidangan dia melihat gadis itu memasuki sebuah panti asuha. Dia tidak tahu apa yang dilakukannya tapi dia pikir gadis itu pastilah sosok yang dermawan.

Hikaru san” panggilnya sebelum gadis itu keluar dari ruangan.

Bisa makan siang bersama” tanyanya dengan tatapan lekat.

Hai” dia membalsnya dengan anggukan dan sebuah senyuman manis. Akhirnya setelah mencoba bebarapa kali dia bisa keluar bersama gadis itu, meskipun hanya makan siang.

****

Ai... Ai...Ng...” Kuchiki Byakuya hendak mengatakn sesuatu tapi tertahan. Sedangkan gadis dihadapannya masih menatapnya bingung. Mata violetnya yang besar seolah menelannya. Dia begitu polos, begitu lembut, begitu manis. “Aishiteru” akhirnya kata itu keluar juga.

Ah?’ gadis didepannya masih menatapnya bingung.

Hisana, menikahlah denganku” ucapnya yang diikuti oleh sorakan orang-orang disekitarnya, termasuk rekan kerja mereka.

Byakuya san”

Menikahlah denganku”

Gadis itu tidak mengucapkan sepatah kata pun. Hanya sebuah anggukan disertai sebuah senyum dan tetes airmata.

Hanya masalah tidak berhenti di situ. Keluarga Kuchiki adalah keluarga bangsawan, tidak bisa menerima gadis sembarangan sebgai menantunya. Apalagi Byakuya adalah anak laki-laki satu-satunya.

Apa tidak ada gadis lain yang lebih pantas untukmu, Byakuya” tanya Kuchiki Sojun, sang ayah yang dudukdi dojo seusai mereka berlatih kendo.

Aku tidak menemukan gadis lain yang aku sukai. Sumimasen, otousan”

Dia bukan bangsawan. Siapa dia? Siapa orang tuanya? Darimana asalnya? Apa pnedidikannya?”

Saat itu Byakuya tidak bisa menjawab. Hiasana, orang biasa. Dia gadis yatim piatu yang sederhana dan tidak memiliki sanak saudara.

Akhirnya Byakuya dan Hisana kawin lari. Byakuya rela melepaskan segala kemewahan yang selama ini mengelilinginya, nama besar ayahnya yang memudahkannya menjadi pengacara. Setelah mereka hidup bersama dalam kesederhnaan barulah Byakuya tahu kalau Hisana memiliki seorang adik. Tapi dia tidak tahu karena terpisah saat di panti asuhan.


****

Musim semi lima tahun yang lalu, saat bunga ume pertama mekar di halaman rumah keluarga Kuchiki. Setelah Sojun meninggal Byakuya dipanggil untuk meneruskan trah keluarga dan segala pemberontakannya dimaafkan.

Byakuya sama. Tolong temukan adikku” pintanya pada sang suami. Hisana terbaring lemah. Kondisinya kian memburuk karena mencari sang adik yang entah ada dimana.

Aku akan mencarinya untukmu” digenggamnya tangan sang istri penuh kasih.

Berjanjilah padaku untuk menyayanginya seperti menyayangi adik kandungmu”

Hisana”

Byakuya sama, berjanjilah padaku. Sebagai kakak aku tidak bertanggung jawab karena telah menelantarkannya.Tolong sayangi dia. Jagalah dia. Gantikan aku menlindunginya” ucapnya lemah. Tangan dalam genggaman itu mulai terasa dingin.

Hisana”

Byakuya sama. Terimakasih telah membatuku. Maafkan aku yang tidak bisa membahadgiankanmu selama satu tahun kebersamaan kita”

Hisana”

Arigatougozaimashita” ucapnya. Setelah kata itu Hisana mengehembuskan nafas terakhirnya. Dokter pribadi telah dikerahkan tapi semua sudah terlambat.

Satu tahun kemudian,Kuchiki Byakuya menemukan sosok yang begitu mirip dengan Hisana di jalanan sedang menari. Hip hop dance yang sedang trend dikalangan anak muda. Banyak orang yang mengerumuninya dan memberi applous. Dia, adalah Rukia, adik Hisana.


****

Hei, Rukia, kau akan ikut wisata pantai?” tanya Kurosaki Ichigo yamg duduk di meja di hadapan gadis itu sambil meminun jus kotak.

Kalau nii-sama mengijinkan”

Kau tidak bisa ya, mengambil keputusan sendiri? Semuanya kau serahkan pada Byakuya” tanyanya tanpa pikir panjang. Rukia pun menundukkan wajahnya. Semua itu dia lakukan karena kebaikan hati Byakuya, yang memasukkannya dalam keluarga Kuchiki yang terhormat. Dia bukan lagi gadis jalanan seperti dulu. Kini dia adalah gadis bangsawan kaya meskipun tidak berdarah biru seperti kakaknya.

Tidak bisa” jawabnya meninggalkan si rambut orange dengan wajah muram.

Ru...ru..rukia” panggilnya, namun tidak di gubris oleh gadis itu.

^*^

Ichigo Kurosaki duduk gelisah karena Kuchiki Rukia belum juga kembali ke kelas meskipun pelajaran telah di mulai.

Bu, aku mau ke toilet” ucapnya pada guru matematika yang sedang menjelaskan aljabar.

Kau jangan bolos lagi ya”

Tenang saja” jawabnya setengah berlari. Dia langsung menuju atap sekolah. Dia tahu benar Rukia pasti ada disana. Pertemuan mereka pun terjadi di atap sekolah itu. Dan memang benar, Rukia duduk bersandar pada pembatas.

Oi, Rukia, kau kenapa?” pemuda itu pun duduk disampingnya. Namun tidak ada jawaban yang keluar dari bibirnya.”Aku minta maaf. Tidak seharusnya aku bicara seperti itu”

Tidak apa-apa. Bukan salahmu” jawabnya menatap matahari yang meninggi.

Aku tahu, kau berhutang budi pada keluarga bangsawan itu. Kau sudah menceritakannya padaku. Tidak apa-apa kalau kau tidak ikut”

Ya”

Sebenarnya aku hanya ingin liburan bersamamu”ucapnya. “Rasanya aneh kalau tidak ada kau didekatku” lanjutnya, membuat pipi gadis itu merona. “Yah, meskipun kau itu maniak chappy yang aneh” liriknya pada gadis itu.

Apa maksudmu?” ucapnya setengah berteriak dan langsung berdiri bersiap menendang laki-laki dihadapannya, menandakan bahwa suasana hatinya telah pulih kembali.

Dasar chibi kau mau apa?” di peganginya kepala gadis yang hanya sedadanya itu. Gadis itu berusaha memukulnya tapi tidak sampai. Akhirnya dia menginjak kakai Ichigo yang memaksanya memamerkan deretan gigi.

^*^

Menoly” seru seorang wanita muda yang mengenakan sebuah terusan tanpa lengan dan topi lebar menutupi kepalanya dari sengatan matahari musim panas. “Kenapa ada disini?”

Rekka” seru gadis berambut pirang yang menghampirinya dengan sekotak peralatan make-up. “Seakarang aku make-up artismu”

Bagaimana bisa? Kenapa kau tidak bilang?”

Kejutan” ucapnya dengan senyum mengembang. “Eh, kakimu kenapa?” tanyanya menyadari temannya berjalan sedikit terpincang.

Terkilir beberapa hari yang lalu. Gara-gara sepatu konyol itu”jawabya manyun.

Hahahaha.... lagi-lagi karena sebatu berhak” balasnya dengan tawa terpingkal. Temannya itu memang sering tertimpa sial kalau memakai highheels.

Ara, cepat siap-siap” pinta Ichinose Maki yang menyiapkan kameranya bersama asisten kameraman.

Lupi san dimana?”

Dia ada di yatch. Kita akan naik yatch dan wawancara di laut”

Wah, pasti mahal sekali sewanya” gumam sang make-up artis yang baru pertam kali menaiki yatch.

Mereka pun menaiki yatch yang telah siap digalangan. Disana seorang laki-laki berwajah manis telah menunggu. Rambutnya hitam dengan kemeja putih yang tidak dikancingkan (memperlihatkan dada bidang dan perut six pack yang seksi) dan celana pendek, matanya juga besar dan bulu matanya lentik. Tipe pria cantik.

Lupi desu. Yoroshiku” ucapnya dengan suara lembut. Wajahnya terlihat bercahanya dibawah sinar cerah matahari. Sungguh menyilaukan.

^*^

Pantai

Haaah, segarnya” seru seorang gadis berbaju biru. Dihirupny aroma laut dalam-dalam.

Ya, menyenagkan sekali. Aku mau berenang ah....” ucap laki-laki berambut orange yang segera menghambur kelaut.

Ichigo tunggu aku” teriaknya mengejar Ichigo yang berlari bersama Asano Keigo.

Hei, itu Lupi kan?” tanya Chizuru, teman sekelas mereka, menunjuk seorang laki-laki cantik yang berjalan bersama seorang wanita dan kameramen. “Sepertinya sedang syuting”

Ah, aku akan minta tanda tangan” seru Keigo riang.

Sementara itu....

Hei, Rukia kau tidak berenang?”

Tidak ah” jawabnya malas sambil minum air soda yang dibawanya.

Lalu untuk apa kau ikut? Atau kau tidak bisa berenang ya?”

Bukanya begitu” jawabnya galak. Ichigo tidak sadar kalau Rukia mengikuti piknik itu karena provokasinya dan dia bersusah payah merayu Byakuya agar diijinkan. Namun setelah mendapat ijin, begini jadinya. “Sana, kau pergi saja”

Hei, ayo kita main voley pantai” teriak yang lain yang segera di sambut oleh Ichigo cs.

Dasar jeruk, akan aiu kalahkan kau” tantang Rukia yang telah memegang bola.

Dasar chibi banyak bicara, buktikan saja” balasnya.

Dan sebuah bola tinggi melayang ke arah Ichigo yang telah bersiap membuat bola itu kembali terlontar ke udara dan diterima oleh tangan lainnya hingga membumbung tinggi. Setelah mendapat, umpan Keigo men-smas bola itu hingga menghantam pasir.

Yeah” teriaknya saat tim Ichigo mendapat point. Wajah Rukia kembali jutek dengan semangat pembalasan berkobar dimatanya. Meskipun badannya kecil tapi pukulannya luar biasa, dan sempat membuat tim Ichigo kelimpungan.

Jangan meremehkan aku” ucapnya mengejar bola yang hampir keluar lapangan. Rukia tidak menyadari kalau bola itu mengarah pada tiang penyangga tempat duduk wasit. Tubuhnya menabrak dan terpental di pasir.

Uuh...” erangnya yang serasa di tabrak truk sambil memegangi bahunya yang menghantam pasir. “Ichigo?” matanya terbelalak melihat Ichigo yang terkapar kesakitan memegangi lengan kanannya. Sepertinya yang menghantam tiang penyangga adalah dia.

Hei, Ichigo kau tidak apa-apa?” Keigo segera menghampirinya. “Panggil bantuan, cepat” teriaknya pada yang lain.

Rukia, daijobu?” ditatapnya gadis yang masih mematung menatapnya tanpa ekspresi.

Baka” ucapnya kemudian. “BAKA! BAKA! BAKA MIKAN!” teriaknya diantara isakan. Air mata berguguran di wajah khawatirnya.

Mana, paramedis” teriak Keigo yang mulai panik.

Aku akan membawanya ke poliklinik” ucap laki-laki bertubuh besar berkulit gelap, Yasutora Sado, atau yang biasa di panggil Chad. Dia langsung mengangkat tubuh Ichigo ke poloklinik yang ada di pantai.


^*^


Unohana san, aku sudah melengkapi dokumennya. Anda tinggal tanda tangan” ucap Byakuya yang menyerahkan sebuah map pada Unohana Retsu di kantor pengacara Kuchiki.

Arigatou, Kuchiki san” ucapnya diantara senyum. Akhirnya surat hak pengasuhan Hitsugaya Toushiro telah ada di tangannya. Kini dia bisa merawat anak itu dengan tenang.

Aku turut senang karena keponakanmu telah ditemukan. Aku harap dia baik-baik saja”

Ya. Aku juga bersyukur Toshiro baik-baik saja. Meskipun meminta pulang aku belum mengijinkannya keluar dari rumah sakit” ucapnya sambil membaca dokumen hakasuh. “Untuk kasus ini, aku minta bantuanmu sekali lagi” ucapnya menutup map. Wajah wanita itu mulai serius menyangkut kasus penculikan keponakannya itu.

Aku akan membantu sebisaku”

Bagaimana kabar Rukia chan” tanyanya dengan senyuman lembut.

Dia sedang piknik di pantai”

Kalau kau duduk tenag disini, pasti ada orang kepercayaan yang mengawasinya”

Ya, begitulah” jawabnya meraih foto yang ada di atas meja kerjanya. Foto Byakuya dan Rukia saat tahun baru. Saat itu Rukia masih kelas tiga SMP dan baru masuk ke keluarga Kuchiki.

^*^


Hei, chibi. Kau kenapa berwajah begitu ha?” Ichigo menatap Rukia yang duduk disampingnya. Gadis itu masih saja diam dengan wajah yang sama sekali tidak menyenangakan. “Kau jelek sekali”

Hei, Ichigo” ucapnya kemudian.”Kau itu bodoh atau apa?” teriaknya. “Kau ini senang sekali mengorbankan dirimu untuk orang lain”

Kalau kau menabrak tiang, aku harus bilang apa pada Byakuya” jawabnya yang kini duduk menghadap gadis itu. “Mana bisa aku membiarkanmu terluka” ucapnya sambil menepuk-nepuk kepala Rukia, lembut. “Kau ikut wisata juga karena aku kan?”

Siapa bilang” Rukia memalingkan wajahnya. “Aku yang mau kok”

Memangnya Byakuya akan mengijinkanmu pergi sendirian?”

Kau?” ditatapnya mata amber milik Ichigo. “Yang meminta ijin pada nii-sama?”. Tatapan Rukia dibalas oleh Ichigo, tatapan mereka bertemu untuk sesaat. Rukia menundukkan kepalanya.

Tenang saja, bukan hanya aku. Renji juga ada disni” lanjut Ichigo. “Tapi sepertinya dia terlalu sibuk menggoda gadis-gadis” ucapnya diantara tawa.

Arigatou, Ichigo” ucap Rukia lirih.

Daijobu” ucapnya dengan sebuah senyum. “Aku akan selalu melindungimu, Rukia”

Kata-kata Ichigo membuat Rukia tersentak dan menatapnya penuh tanya. “Aku berjanji” ucapnya kemudian, sambil menggemgam tangan Rukia.

Hei, Ichigo....” seorang pria bertato dan berambut merah yang didikat seperti rambut nanas menerobos masuk dan menemukan dua remaja dengan wajah semerah kepiting rebus saling membuang muka setelah adegan singkat yang disensor. “Ups, maaf”

Renji, lain kali bisa tidak mengetuk pintu sebelum masuk?” tanya Ichigo sambil menggaruk kepalanya dengan tangan kiri, karena tangan kananya terpaksa diperban.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar