Sabtu, 26 Maret 2011

Valentie Terror



Desclaimer: bleach by Kubo Tite

Rate: Indonesian.

Type: OOC/M

Genre: Action/Mystery/Romance

Hisagi Shuuhei-Aihana Rekka-Aizen Sousuke-Inoue Orihime-Ichimaru-Gin-Ulquiorra Sciffer and espada (Loly, Barrragan) dan laen-laen... ^^


Valentine Terror



“Aihana, Hisagi. Liput kasus penyanyi OurLand Club, Inoue Orihime” ucap seorang pria dengan rambut dan kumis yang memutih. Sasakibe Choujiro sang Kepala Pemberitaan.



“Baik” ucap mereka serentak.



Inoue Orihime, salah satu dari tiga diva di Ourland Club, dimana dia mempertunjukkan kemampuan menari dan menyanyinya. Sejak dua minggu yang lalu medapat terror: telepon ancaman, apartemen yang dibobol, dan beberapa kecelakaan yang hampir merenggut nyawanya.



Aihana Rekka. Seorang wartawati magang di sebuah stasiun Tv. Ditugaskan untuk mencari berita tentang kasus Inoue Orihime.



Hisagi Shuuhei. Kameraman Tv X yang ditugaskan meliput berita bersama Aihana Rekka.



Aizen Sousuke. Inspektur polisi yang bertugas menangani kasus kriminal, termasuk ancaman yang ditujukan pada Inoue orihime.



Barragan Luisenbarn. Pria kewarganegaraan Spanyol, pemilik OurLand Club.



Ulquiorra Sciffer. Polisi muda yang ditugaskan Aizen untuk mengawasi Inoue Orihime.



***



“Inspektur, bagaiman kelanjutan kasus terror yang menimpa Inoue Orihime?” tanya Aihana Rekka saat Inspektur itu keluar dari gedung markas pusat kepolisian, disertai dua orang rekan kerjanya.

“Maaf, aku belum bisa memberi komentar” ucapnya menembus kerumunan wartawan menuju mobilnya.

“Inspektur Aizen, tolong beri keterangan” buru Rekka dan sejumlah wartawan lain. Namun mobil itu melesat begitu saja. “Menyebalkan” omel Rekka.

“Sudahlah, Inspektur itu memeang begitu. Ayo kembali” ucap Shuuhei yang mengjak Rekka kembali ke kantor.



***



“Ulquiorra, apa ada kemajuan?” tanya Aizen yang menghentikan mobilnya di kaki bukit.

“Tidak ada. Dia masih didalam apartemen dan belum keluar sejak pagi. Tidak ada tanda-tanda mencurigakan di sekitar sini”

“Lanjukan penyelidikan”

Pria itu menatap langit biru yang luas dengan kota yang sarat kasus kriminal dibawahnya.



***

Orihime Inoue termenung di apartemennya hingga dering telepon membuyarkan lamunannya tentang ancaman pembunuhan yang menimpanya. Dengan rgu diangkatnya telepon itu.

“Ha… Halo”

“Orihime chan” sapa suara lembut diseberang sana. “Aku kesana ya, aku bawakan nabe dan udon”

“Rangiku san” ucap Orihime lega. Matsumoto Rangiku, salah satu dari tiga diva.

“Iya” jawabnya.



***

Seorang pengantar pizza berjalan dengan satu kardus pizza ditangannya menuju apartemen 307. Dia menekan bel beberapa kali sampai sang pemilik kamar membukakan pintu.

“Pzza” ucapnya.

“Tapi aku tidak pesan pizza” jawab sang pemilik apartemen.

“Bukankah kau suka pizza, nona manis?”

Si pengantar pizza mendorong gadis itu hingga terjerembab dan pizza ditangannya dijatuhkan begitu saja.

“Si…siapa kau”

“Seseorang dari jauh” ucapnya menarik tangan gadis itu dan menyeretnya ke ruang tengah. Gadis itu berusa berteriak namun mulutnya dibungkam.

“Aku apakan ya?” ucap si pengantar pizza dengan silet ditangannya. “Kalau aku bunuh jadi tidak menarik” seringainya. “Oh, aku rusak saja wajahmu yang cantik ini” dibelainya wajah pucat gadis itu. “Lalu kupotong pergelangan kakimu agar tidak bisa menari lagi” ucapnya senang melihat air berjatuhan dari mata bulat itu.



***



Ulquiorra baru menutup teleponnya saat melihat pengantar pizza berdiri di pintu apartemen Inoue Orihime. Dan dengan cepat dia berlari menuju apartemen itu karena melihat pengantar pizza yang mendorong tubuh gadis itu dengan kasar dan membiarkan pizzanya berserakan di koridor.

“Inoue san” teriaknya saat melihat si pengantar pizza dengan sebuah silet ditangannya sedangkan Inoue Orihime terikat di kursi dengan mulut dilakbandengan silet dilehernya.

Dengan cepat si pengantar pizza menyerang Ulquiorra. Dengan cepat pria itu menghindar namun tubuhnya mnabrak sebuah rak sepatu. Kesempatan itu dimanfaatkan oleh pelaku yang mengarahkan silet padanya dan berhasil merobek lengan kirinya namun dengan satu tendangan si pengantar pizza terjerembab, topI yang dikenakannya terlepas membuat rambut panjangnya terurai menutupi sebagian wajahnya.

“Perempuan” gumam Ulquiorra menyadari gender sang pelaku. Merasa dirinya telah ketahuan sang pelaku melarikan diri dan meninggalkan barang bukti berupa silet.


***

“Kita semakin dekat dengan pelaku” ucap Aizen saat berada di lokasi tigapuluh menit kemudian setelah mendapat telepon dari Ulquiorra. “Inoue san, apakah kau mengenali pelaku?” tanyanya.

“Tidak. Aku rasa tidak. Wajahnya asing dan tidak terlalu jelas karena tertutupi rambut” jawabnya.

“Ulquiorra, apa kau mengingat wajahnya?”

“Ya, aku rasa” jawabnya sambil kembali mengenakan jasnya setelah mendapatkan pengobatan dari Inoue Orihime.

“Kaname, coba kau rekonstruksi wajah pelaku berdasarkan keterangan Ulquiorra. Gin, bagaiman hasil penyadapan telepon?”

“Tidak ada nomor yang mencurigakan” diserahkannya sebuah catatan pada pria itu. “Aku sudah menanyakannya pada Inoue san”

“Tidak ada telepon aneh yang masuk” jawab Inoue Orihime lembut.

“Orihime chan” seru sebuah suara yang menyita perhatian para penyelidik. Wanita berambut panjang itu begitu sexy mengenakan terusan dengan dada yang berpotongan rendah meskipun sebuah syal sutra membelit lehernya. “Apa yang terjadi”

“Rangiku san” Orihime segera menghampiri Matsumoto Rangiku yang kebingungan dengan apartemen Orihime yang berantakan juga ada ceceran darah. “Tadi ada pengantar pizza yang menyerangku, tapi aku tidak apa-apa?”

“Kau Matsumoto Rangiku, penyanyi di Ourland club bukan?”

“Ya ya, benar” ucapnya mendekati seorang pria berambut keperakan.

“Apa kau menegnal orang ini?” diberikannya kertas dengan rekonstruksi wajah sesuai keterangan Ulquiorra. Wajah wanita itu bulat telur, dengan mata sipit dan hidung sedang, sebagian wajanya tertutupi rambut panjang yang bergelombang.

“Aku tidak kenal” jawabnya “siapa dia?”

“Si pelaku” jawab Aizen.

“Apa? Jadi pelakunya seorang wanita”

“Kemungkinan besar begitu”

“Permisi, boleh kami meliput kejadian ini?” tanya seorang gadis berkacamat dengan rambut diikat ekor kuda. “Kami dari Tv X” lanjutnya. Dia datang bersama seorang pria bertato di pipinya, sang kameraman, Hisagi Shuuhei.

“Ada pengantar pizza yang menyeran Orihime chan ku yang manis” ucap Rangiku. “Lihat, tangannya ynag merah, dia diikat, dan bla…bla…bla…”

“Inspektur Aizen, ada komentar mengenai kasus penyerangan ini?” tanyanya.

“Tidak bisakah kalian berhenti menghalangi pekerjaanku. Dilarang memasuki TKP selain petugas” ucapnya dingin.

“Tapi kasus ini sangat penting karena berhubungan dngan reputassi OurLand club, Inoue Orihime dan anda sendiri selaku pihak berwajib”


“Sketsanya” Aizen mengamati sketsa pelaku tanpa mempedulikan wartawati yang terus mengejarnya.

“Tolong kalian pergi dari sini” ucap Ichimaru Gin.

“Inspektur Aizen, tolong komentarnya” Rekka terus berusaha meminta penjelasan tapi dihalau oleh dua orang lainya.

"Kali ini aku harus berhasil" gumam seorang gadis meninggalkan apartemen Inoue Orihime. Digitnya sepotong pizza ditangannya. Rambut sebahunya tergerai tertiup angin menutupi sebagian wajahnya.

“Hei, ayo kembali. Sepertinya kita belum bisa mengambil gambar” ucap Hisagi Shuuhei yang menstarter VW combinya.



***


“Hei, kau kenapa” Shuuehi meletakkan secangkir kopi dihadapan Rekka yang murung.

“Thanks. Kita mau kemana lagi? Sepertinya Inspektur itu belum akan buka mulut” Rekka menopang dagu mengamati pot kaktus dimeja kerjanya. ‘Inspektur itu seperti kaktus” kata hati Rekka sambil menusuk-nusuk kaktus tak berdosa dengan ujung pensil.

“Kita ke Club” jawabnya sambil menyambar minicam.

“Eh”



***



Dipanggung Inoue Orihime dan dua orang lainya menyanyikan lagu Don’t cha yang pernah dipopulerkan oleh Pussy cat dolls.

“Mr. Luisenbarn, bagaimana tanggapan anda mengenai penyerangan Inoue Orihime?”

“sayang seklai, padahal dia berbakat. Club ini sangat membutuhkan orang seperti dia.

“Lalu tindakan anda?”

“Aku sudah lapor polisi. Aku percayakan kasus ini pada mereka” ucapnya sebelum menyesap Dry Martini.

“Papa” sapa seorang gadis berambut bergelombang yang diikat disamping.

“Oh, Loli sayang, kau sudah pulang” dipeluknya gadis itu. “Papa sedang wawancara. Orihime diserang oleh sesorang dua hari yang lalu”

“Orihime chan?” tanyanya terkejut.

“Sudahlah, kau pasti lelah setelah penerbangan dari Spanyol”

“Iya, tapi aku mau minum dulu” gadis itu meninggalkan kantor ayahnya yang kedap suara menuju cabinet bartender.

“Loli, putriku, dia yang menerima Orihime menyanyi disini. Katanya dia suka warna suaranya”



***


“Orihime chan”

“Loli san, kapan kembali”

“Baru saja” jawab gadis itu sambil memainkan gelas wine ditangannya.

“Papa bilang kau diserang dua hari yang lalu”

“Ah, iya. Maaf telah merepotkan bos” ucapnya menunduk.

“Hahahah, sudahlah” gadis itu tertawa, sedikit dipakasakan. “Ayo kita minum-minum”

“Maaf, tapi aku harus pulang”

“Kau pulang sendiri? Biar aku antar”

“Tidak perlu. Loli san pasti lelah. Aku diantar pulang Ulquirra san” ucapnya menunjuk polisi muda yang berdiri disamping pintu.

“Ya sudahlah” tangannya kembali memainkan gelas wine yang telah kosong.



***



“Eh, apa ini?” Inoue Orihime memungut sebuah kotak didepan pintu apartemennya.

“Biar aku periksa dulu” Ulquiorra merangkap menjadi bodyguard Orihime. Didalam kotak berisi Sembilan buah coklat berbentuk hati dan sebuah kertas bertuliskan Ishida Uryuu.

“Ah, dari Ishida sensei” Ulquiorra menaikkan alisnya. “dokter kenalanku di Hokaido” ucapnya sambil tersenyum. “Terimaksih telah mengantarku pulang”

“Ya” jawabnya setelah memastikan keadaan aman sebelum meninggalkan gaadis itu.



***



Orihime baru selesai mandi dan meraih sebuah coklat. “Ishida sensei, masih mengingatku” coklat itu pun dimasukkan ke mulutnya. Rasa manis memenuhi mulutnya namun segera berganti dengan rasa aneh dan cenderung amis.

“Apa ini?” dimutahkannya isi mulutnya. Mata gadis itu terbelalak. Coklat yang lumer dan potongan daging merah.


****

Ulqorra merebahkan diri di sofa sambil menghanduki rambut basahnya. Matanya baru akan terpejam saat ponselnya berdering. Inoue Orihime tertera dilayar.

“Ulquiorra san, tolong cepat kemari. Coklat itu…coklat itu…” ucap gadis itu panic penuh ketakutan.

Pria berwajah pucat itu segera menyambar kemeja dan mantelnya.



****



“Inoue san, ini aku Ulquiorra” Ulquiorra menunggu gadis itu membukakan pintu.

“Ulquiorra san” gadis itu memeluk si polisi muda dengan tubuh gemetar dan airmata bercucuran. “Ishida sensei….. Ishida sensei jahat sekali… Kenapa?” suranya tertelan.

“Inoue san, tenanglah” pria itu membelai rambut Orihime, ragu.


***


“Barang bukti telah diamankan” ucap Tousen Kaname.

“Sidik jari pada kotak cokelat dan silet sama” Aizen memeriksa lembaran data forensic ditangannya. “Tidak salah lagi, pelakunya orang yang sama”

“Aku sudah menghubungi rumah Ishida Uryuu. Dia dokter di rumah sakit S di Hokaido. Tapi sekarang sedang dirawat karena kecelakaan yang menimpanya satu minggu yang lalu. Dia dan Inoe san pernah menjalin hubungan singkat sekitar satu bulan yang lalu sbelum dia menyanyi di OurLand Club”

“Hmm…” inspektur Aizen menopang dagunya, namun seulas senyum menghiasi bibirnya. Dihadapannya ada sebuah sebuah kantong plastic berisi beberapa helai rambut berwarna hitam keunguan. Dan kertas berisi hasil pemeriksaan forensic. Pelaku: wanita, usia kurang lebih dua puluh tahun, berdarah campuran,. Pewarna rambut yang dipakai tidak dijual di Jepang.

(NB: Ini pose yang paling author suka dari sosok Aizen Sousuke. Kalau:

Sohma Shigure (Fruit Basket) = mesum

Kinomoto Touya (Cardcaptor Sakura) = jutek

Sebatian Michaelis (Kuroshitsuji) = little bit feminine

Tachibana Tomomasa (In a distant Time) = flirting

Ohkuchi Kengo = KAWAIII....

Tapi Author suka mereka semua…. \(^O^)/



****



Lagu “First love” dinyanyikan merdu oleh matsumoto Rangiku dengan iringan akustik. Suaranya terdengar sampai ke ruang rias dimana Inoue Orihime sedang bersiap untuk penampilannya.

“kau selalu cantik ya” ucap suara riang seorang gadis yang beridiri dibelakang Orihime.

“Terimakasih” ucapnya saat selesai memoles bibirnya dengan glittery pink. “ Oh, ya. Bagaimana spumngh…” kata-katanya terputus karena mulutnya telah dibungkam.

“Akhirnya, aku bisa menyingkirkanmu. Aku tidak bisa terima Uryuu san mendekati wanita lain. Apalagi wanita sepertimu” gumamnya sambil menyeret tubuh gadis itu ke basement dimana sebuah jaguar metalik diparkir.

“Sepertinya kau kerepotan” ucap pria yang bersandar pada salah satu tiang. Wajahnya tidak jelas karena membelakangi cahaya. “Apa boleh kutawarkan bantuan?”


“Akhirnya, aku bisa menyingkirkanmu. Aku tidak bisa terima Uryuu san mendekati wanita lain. Apalagi wanita sepertimu” gumamnya sambil menyeret tubuh gadis itu ke basement dimana sebuah jaguar metalik diparkir.

“Sepertinya kau kerepotan Miss. Luisenbarn” ucap pria yang bersandar pada salah satu tiang. Wajahnya tidak jelas karena membelakangi cahaya. “Apa boleh kutawarkan bantuan?”

“Nee… nona cantik. Aku terpaksa menangkapmu ya” kata pria berambut keperakan yang menggenggam lengan gadis itu.

“Cih” dihempaskannya tangan pria itu dan mundur beberapa langkah. Sebuah barreta dalam genggamannya.

“Kau mau apa?” pria berkacamata itu mendekati sang gadis. “Benda itu bukan mainan, lho…”

“Minggir..!” sebuah peluru memecah kesunyian.

“Lo… Loli san” Inoue Orihime bangkit dan berusaha menenangkan gadis itu. “Aku sudah putus dengan Ishida sense. Kami sudah tidak berhubungan lagii”

“Katakan saja di neraka” kembali sebuah peluru melesat.

“Kyaaa….” Teriakan Orihime kembali memecah kesunyian. “Ulquiorra san” pekiknya saat melihat polisi muda itu mendekapnya. Sebuah peluru bersarang dibahu kirinya.

“Kita akhiri main-mainnya sampai disini” kata pria berkacamata, Inspektur Aizen.



***


“Semalam telah terjadi aksi penangkapan pelaku terror yang ditujukan pada Inoue Orihime, salah satu diva di OurLand Club. Kita tanyakan selengkapnya pada Inspektur Aizen” Rekka pun masuk dalam kerumuman wartawan yang mengellingi Aizen yang baru keluar dari markas pusat kepolisian bersama dua orang lainya.

“Motifnya adalah persaingan dalam cinta” ucapnya singkat. “Loli Luisenbarn menjalin hunbungan dengan seorang dokter muda. Tetapi dokter itu berselingkuh dengan Inoue Orihime” lanjut Gin Ichimaru yang berjalan dibelakangnya.


****



“Lagu ini aku persembahkan untuk kalian semua sebagai kado valentine dariku. Terutama Ulquiorra san yang telah menjagaku. Terimakasih” ucapnya diatas panggung. “Do you hear me, I am talking to you. Across the water across, the deep blue. Ocean under the open sky. Oh my, baby I am trying” sebuah lagu “Lucky” dibawakannya dengan indah. Ulquiorra duduk di bangku belakang seorang diri. Tangannya masih berbalut perban karena luka tembak tiga hari sebelumnya.

Sementara itu di cabinet.

“Lemonade”

“Lemonade?” gumama seorang pria yang telah duduk di bar counter.

“Inspektur Aizen?” ucap Aihana Rekka terkejut melihat sosok inspektur itu. “Bisa wawancara?’ namun pertanyaannya tidak ditanggapi. Sedangkan gadis itu celingukan mencari kameramannya yang menghilang entah kemana.

“Valentine yang berakhir indah bukan?”

“Eh, iya”jawabnya sambil menikamti alunan merdu suara Inoue Orihime. “Lho, inspektur tidak minum alkohol?” Aihana Rekka heran mendapai cangkir teh sang Inspektur yang tinggal setengah.

“Bisa gawat kalau aku sampai pulang dalam keadaan mabuk”

“Oh, ditunggu istri ya”

“Kurang lebih begitu” ucap pria itu sebelum meenyesap tehnya.

“Aizen san, istrimu menghalangi jalan” ucap seorang valet.

“Ah, ya” ucapnya sebelum meninggalkan gadis itu.

“Eh, istrinya disini?”

“Inspektur Aizen masih lajang. Yang dimaksud istri adalah Honda Civic hitam miliknya” jelas seorang bartender.

“Oh” Rekka hanya bisa ber (o_o) ria.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar