Minggu, 16 September 2012

With You All the Time

Desclaimer    : Bleach by Kubo Tite
Rate              : Indonesian.
Type              : OOC/AU
Genre            : Romance/Gaje/Mystypo/Stress
Pairing :Aizen Sousuke-Aihana Rekka
With You All the Time

Hari ini aku pulang cepat. Mau makan siang?” tanyanya dalam perjalanan menuju Karakura Honchou, dimana Rekka bekerja.
Boleh. Mau makan dimana?”
Ikeburo?” diliriknya sang istri yang sedang berpikir.
Maid Latte?” tanyanya dengan memiringkan kepala. “Makanan di sana enak, pelayanannya juga menyenangkan. Sudah lama tidak kesana”
Baiklah, aku akan menjemputmu jam setengah satu”
Hai” sebuah senyum menyertainya.

****

Aizen san, aku membuat game baru. Tapi belum sepenuhnya selesai. Apa kau mau melihatnya?” tanya seorang pemuda berwajah emo yang mententeng laptop imut miliknya.
Coba ceritakan padaku”
Game ini adalah game yang cocok untuk anak-anak. Selain mudah juga bisa menambah pengetahuan mereka tentang bahasa Inggris. Ada lima level, Animal, Fruit, Nature, Clothes, Food. Setiap level berisi enam tantangan yang berupa gambar, huruf dan suara.” Terangnya sambil membuka game tersebut. “Ini baru sampai ke level tiga”
Omoshiroi” ucap Aizen sambil mencoba memainkan game tersebut. “Berapa range usia untuk game ini?”
Game ini cocok untuk anak usia empat sampai tujuh tahun”
Kau bekerjadengan bagus. Lanjutkan Ulquiorra” ucapnya pada anak SMU maniak game yang meminta pekerjaan padanya empat bulan lalu. Semenjak itu dia telah membuat tiga game yang benar-benar menarik.
Aizen san, Ulqui-chan, kalian tidak makan siang?” tanya Ichimaru Gin yang muncul dari balik jendela.
Nanji?” diliriknya jam tangan tipe skelton dengan tali merah maroon. Hadiah dari Rekka di hari ulang tahunnya tahun lalu. Jarum jam itu menunjukkan angkan 12.15. “Aku pergi dulu” ucapnya berlalu.

****

Ka chan, aku ke sana sekarang” ucapnya di telepon sebelum menyalakan mesin. “Doko? Tsubakidai koen? Nannde? Wakatta” ucapnya menutup ponsel. Dia tidak tahu kenapa di jam seperti ini sang istri malah ada di Tsubakidai Koen bukanya di perpustakaan tempatnya bekerja.
Dua puluh menit kemudian mobil itu berhenti di dekat taman yang padat oleh anak-anak dan orang tua. Ada banyak balon dan kertas warna-warni. Dia pikir ada festifal atau sejenisnya.
Di tengah lapangan di dapatinya anak-anak sedang bermain naga. Mata mereka di tutup dan bergerak sesuai dengan perintah pemimpinnya. Sedangkan dianatar anak-anak itu ada sosok yang sangat dikenalnya. Sosok yang tertawa karena timnya berhasil mengambil bola yang digantung sebagai hadiah. Sosok lepas dengan rambut yang diikat tinggi. Hadiah yang ada di dalam bola pun segera di bagikan pada anak-anak.
Ah, kochi kochi” ucapnya melambaikan tangan pada pria berkacamata yang berdiri diantara kerumunan orang yang melihat aksi anak-nakanya. “Hah, gomen” ucapnya terengah diantara tawa.
Nandesuka?”
Hah, aku diminta membacakan cerita. Mendadak sekali. Orang yang harusnya membacakan cerita tiba-tiba jatuh pingsan”
Kau kelihatan senang sekali?”
Tentu saja. Ini menyenangkan. Apa kau tidak mau mencoba?” tawarnya sambil menatap anak-anak yang masih riang bergembira. Sebagian dari mereka bermain kejar-kejaran. Sebagian lagi sedang makan siang bersama ibu atau keluarga masing-masing. Sedangkan para badut berjalan menggoda anak-anak dengan antusiasnya. Di panggung kecil yang ada disana MC membacakan pemenang lomba adu ketangkasan.

****

Apa kau senang?”
Iya, tentu saja” jawabnya sebelum menggigit anpan yang dibelikan Aizen di sebuah kedai tidak jauh dari sana. “Wah, kita tidak jadi ke Maid Late, gomene Ai san”
Daijoubu” jawabnya yang menyesap es teh.
Sesaat kemudian matanya mengakap sosok anak kecil yang sedang menangis di tepi kolam. Dia terlihat kebingungan. Baju pink-nya ternoda oleh ice cream. Sedangkan tangan kirinya mengenggam cone yang kosong.
Ne…Daijoubu?” tanya Rekka yang menghampirinya.
Mama….” Tangisnya.
Sssh… Sssh…jangan menangis lagi. Kita cari mamamu ya” ucapnya yang menghapus bulir-bulir bening yang berjatuhan di pipinya. “Namae wa?”
Michiko” ucapnya sesenggukan
Sini paman gendong, tapi jangan menangis lagi ya” ucap Aizen yang mengangkat tubuh anak itu. Rambutnya hitam sebahu. Matanya bulat besar. Cantik seklai anak itu.
Mereka pun berjalan menuju panggung dan berbicara dengan penanggung jawab acara.
Moshi Moshi” ucapnya. “Apakah ada yang kehilangan anaknya? Seorang gadis dengan baju pink bernama Michiko” lanjutnya.
Michiko” teriak seorang perempuan muda. Usianya sulit di tebak. Tapi mungkin belum ada dua puluh tahun.
Mama” tangisnya yang segera menghambur kearah mamanya. Aizen pun melepaskan gendongannya dari gadis cilik itu.
Arigatougozaimashita” ucapnya tulus.
Yukie” panggil seorang pemuda yang masih mengenakan seragam SMU. Dari seragamnya pasti murid Karakuragakuen.”Daijoubu?”
Kaito. Daijoubu desu” ucapnya dengan genangan airmata.
Gomene, aku terlambat” ucapnya yang segera menggendong gadis tiga tahun tersebut.
Ano, kalian?”
Hai, kami adalah pasangan. Ini putri kami” jelas siswa SMU tersebut. “Yukie dua tahun lebih tua dariku. Kami memutuskan untuk menikah setelah Yukie hamil”
Tapi kau kan masih SMU” tanya Rekka
Hahaha…benar. Tapi aku mencintainya” ucapnya sambil membelai rambut putri kecil mereka yang terlelap dalam gendongan sang ibu.
Aku dan Kaito bergantian menjaganya. Pagi hari dia denganku. Saat siang sampai sore dengan Kaito. Setelah makan malam Kaito bekerja paruh waktu di minimarket” jelasnya. “Ini sudah tahun ketiga, meskipun melelahkan tapi aku menikmatinya”
Saat aku lulus nanti, Yukie tidak perlu bekerja. Cukup di rumah bersama Michiko”


***************

Ne, pasangan muda memang menyenangkan ya?” ucapnya saat berjalan di antara jajaran pohon sakura yang berdaun rimbun. Meskipun bukan musim berbunga masih juga tampak indah dan teduh di bawahnya.
Kau iri ya?” diliriknya wanita yang berjalan di sampingnya itu.
Iya. Ichimaru dan Rangiku chan juga”
Kau tidak menyesal menikah denganku kan?” dihentikan lamgkahnya sejenak.
Tentu saja tidak. Walau pun dengan orang lain juga tidak akan seperti itu”
Jadi memang menyesal”
Eh? Bukan begitu”
Lalu?”
Lalu? Seharusnya aku lebih cepat bertemu denganmu”
Begitu?” ditatapnya wanita itu penuh tanya.
Iya” digandengnya lengan Aizen.
Kita juga masih muda lho…” ucapnya dengan sebuah senyum jahil.

*****

Tidak. Terima kasih. Kau sendiri saja, aku akan menunggu di cafĂ© sana” ucap Rekka saat Aizen menariknya menuju sebuah kincir raksasa.
Ie, aku mau kau ikut”
De..demo… Aku takut ketinggian Ai”
Dakara, naiklah bersamaku” diulurkannya tangan itu dan mendapat sambutan dari Rekka.
Kincir mulai berputar pelan tapi pasti. Jantung Rekka menjadi berdesir kuat. Sejak kincir bergerak matanya masih saja terpejam.
Buka matamu”
Perlahan matanya mulai terbuka. Pemandangan dari sana sungguh indah. Lampu di bawah seperti ribuan kunang-kunang yang berkumpul.
Kirei” gumamnya.
Sou ka” ditatapnya wajah kagum istrinya itu. Matanya indah berbinar. Di saat seperti ini dia benar-benar terlihat polos dan manis. Disandarkan kepalanya di lengan Aizen. Bersamanya rasa takut itu pudar. Bersamanya hal sederhana pun akan seperti berkah terindah. Asalkan bersamanya, segalanya…
Arigatou”
Hen?” dibelainya kepala wanita itu, lalu di usap pipinya yang terasa dingin. “Tsumetaika?” didekapnya erat wanita itu. Bersamanya, seperti titik titik warna yang berkumpul, membentuk pola tertentu yang dapat berubah setiap saat. Mungkin kuning, hijau atau ungu. Namun semuanya terlihat jelas, sekarang,dan indah.